Investasi Koin Dinar Islam : aman, mudah dan menguntungkan.Keuntungan berlipat dengan investasi dinar. Investasi dinar lebih menguntungkan dari pada investasi tanah atau rumah karena memberikan apresiasi/pertumbuhan lebih tinggi.

Jumat, 25 Desember 2009

Menabung Dinar, Menabung Koin Emas, Dinar Emas 24

Koin EmasMenabung Dinar, Menabung Koin Emas, Dinar Emas 24.

KRISIS ekonomi membuat kepercayaan terhadap rupiah semakin lemah. Apa boleh buat, ketika krisis terjadi, yang selamat adalah para "pengumpul emas". Kenyataan ini membuat logam mulia semakin diburu. Kerumunan perempuan di toko emas adalah pemandangan umum, baik di awal, tengah maupun akhir bulan. Menjadikan emas sebagai tumpuan masa depan memang langkah baik, namun tampaknya perlu juga diketahui soal keamanan hingga peraturan dari sisi agama.

Jauh sebelum terjadi krisis, emas sudah menjadi barang favorit sebagian besar perempuan. Selain untuk perhiasan, logam mulia ini dijadikan simpanan yang menjadi andalan saat terjadi krisis keuangan rumah tangga. Linda Sri Indah (42), ibu rumah tangga, sudah berkali-kali membuktikan "keampuhan" emas bagi ekonomi rumah tangganya. "Setiap saya membutuhkan dana agak besar, di luar rutinitas, saya biasa menjual perhiasan. Ketika pulang kampung kemarin juga begitu," ujar perempuan asal Jambi ini.

Menabung Dinar, Menabung Koin Emas, Dinar Emas 24

Menabung dalam bentuk emas yang dilakukannya sekarang ini bermula dari kesukaannya terhadap perhiasan. Karena memiliki kulit sensitif, alergi atau gatal-gatal jika bersentuhan dengan perhiasan nonemas, Linda memilih logam mulia ini sebagai perhiasannya. Sampai ketika krisis tahun 1998 ia menyadari hobinya menyelamatkan simpanan keluarga. "Saat itu nilai rupiah merosot drastis. Simpanan suami berupa uang tunai di bank nilainya turun, sementara perhiasan emas saya malah melambung tinggi," kata ibu tiga anak remaja ini.

Sejak itulah ia semakin mantap menyisihkan sebagian penghasilan suaminya untuk tabungan hari depan dalam bentuk perhiasan. "Saya bahkan tak punya tabungan di bank, lagipula saya takut habis, pastilah sebentar-sebentar ‘menggesek’ (kartu debet)," katanya sambil tertawa.

Praktis

Menyimpan dana dalam bentuk perhiasan bagi sebagian perempuan adalah cara yang amat praktis.

"Saya enggak pernah ke bank. Repot harus banyak yang diisi," kata Warni (30), seorang pedagang nasi kuning, saat ditemui tengah menjual perhiasannya di sebuah toko emas di bilangan Jln. Kopo Bandung. Emas dengan berat sekitar 10 gram tersebut akan dijualnya untuk menyewa rumah. Sebelumnya ia mengandalkan suaminya, namun ternyata suaminya hanya memiliki dana setengah dari nilai sewa rumah. Jalan keluarnya, ya menjual perhiasannya. Tiap bulan, dari hasil berjualan nasi kuning ia mampu membeli 1 gram emas. Setiap membutuhkan dana agak besar, Warni menjual kembali "simpanannya" itu.

Suatu masa, mengumpulkan emas identik dengan "kampungan". Memakai emas berlebihan bisa diolok-olok sebagai tukang daging. Maklum di pasar-pasar tradisional banyak istri atau perempuan pedagang daging yang menggunakan perhiasan tersebut secara mencolok, dalam jumlah berlebihan. Di kalangan menengah ke bawah, emas menjadi simbol status. Semakin banyak emas yang dipakai, kian tinggi status ekonomi seseorang.

Ketika arus modernisasi menguat, terjadi pergeseran nilai. Kian tinggi pendidikan, semakin realistis masyarakat. Menggunakan emas secara mencolok mengundang risiko tinggi, berkaitan dengan keamanan diri. Perlahan tapi pasti, orang mulai melirik investasi modern lainnya. Tabungan, deposito, saham dan lain sebagainya

Namun dua kali krisis dengan selang waktu sepuluh tahun, tahun 1998 dan 2008, membuktikan investasi emas jauh lebih aman dari investasi-investasi lainnya. Pengetahuan sederhana yang dimiliki kaum ibu adalah dengan pembuktian membumi. Untuk mengimbangi harga-harga yang melangit, banyak kaum ibu melepas perhiasan mereka kembali ke toko. Lewat cara ini, mereka masih bisa mengimbangi kenaikan berbagai harga barang, juga untuk biaya pendidikan.

"Anak sulung saya bisa kuliah tahun 1998 karena saya menjual perhiasan," kata Rosdina Haryanti (48), ibu tiga anak remaja.

Dinar

Belakangan, pemikiran sederhana kaum ibu ini didukung oleh kaum intelektual. Salah satunya adalah Muhaimin Iqbal, pengusaha yang jatuh bangkrut saat krisis sepuluh tahun lalu.

"Waktu itu sebagai seorang eksekutif muda, saya melakukan hal yang sama dengan teman-teman. Menyimpan tabungan saya dalam bentuk saham, deposito dan sebagainya. Ketika krisis datang, nilai simpanan saya tinggal seperempatnya saja," kata Iqbal.

Musibah tersebut membukakan hikmah lain. Ia semakin mencermati perekonomian Islam zaman kejayaan dulu. Iqbal mendapati bahwa nilai dinar tidak pernah terusik sedikit pun. Dinar yang dimaksud adalah mata uang emas, benar-benar terbuat dari emas. Saat ini beberapa negara juga menggunakan mata uang dinar, namun dalam bentuk lembaran uang kertas. Jenis dinar yang dimaksud Iqbal adalah logam mulia.

"Berdasarkan pengalaman tahun 1998 itulah saya mulai berinvestasi pada emas. Ketika krisis terjadi lagi, alhamdulillah saya selamat," kata Iqbal seusai acara bedah buku karangannya "Dinar Sebagai Solusi" di Redaksi Pikiran Rakyat Bandung, beberapa waktu lalu.

Tak ingin merasakan manfaatnya sendiri, Iqbal membagikan pengetahuannya kepada masyarakat sekaligus memelopori usaha dinar. Lewat pemasaran on line, ia menawarkan dinar ini kepada masyarakat luas. "Alhamdulillah sudah mendapat banyak sambutan, semakin banyak orang bergabung, berinvestasi dalam bentuk dinar," kata Iqbal.

Penjualan ini dilakukan oleh beberapa agensi terdaftar dengan nama "Gerai Dinar". Dinar yang dijual berbentuk koin emas dengan kadar 91,7 % (22 karat) seberat 4,25 gram. Berdasarkan perhitungan nilai emas pertengahan Januari lalu, harga sekeping dinar adalah Rp 1.416.220,00. "Jika sudah mencapai 20 dinar, bisa di-qirod-kan," kata Iqbal.

Di-qirod-kan artinya di simpan kembali di tempat itu sebagai investasi masa depan, dengan sistem bagi hasil. Iqbal menjamin kemurnian dan garansi bagi dinar-dinar ini dengan mengeluarkan sertifikat keaslian dari PT Aneka Tambang Tbk. untuk setiap kepingnya.

Batangan

Diam-diam banyak perempuan yang sangat ingin berinvestasi dalam bentuk emas. Namun banyak hal yang mengganjal, terutama soal keamanan simpanan. Nia Kurniawati (33), karyawan swasta baru-baru ini menangis kesal. Setelah berbulan-bulan menyisihkan sebagian uang gajinya dan menyimpannya dalam bentuk koin emas, akhir tahun lalu simpanan itu lenyap semua dari rumahnya. "Semuanya ada lima keping, masing-masing keping 5 gram emas," kata Nia berkeluh kesah.

Menabung Dinar, Menabung Koin Emas, Dinar Emas 24

Faktor keamanan adalah hal utama yang membuat orang enggan berinvestasi dengan cara ini. Kekhawatiran terhadap keamanan logam mulia dibaca pihak lembaga keuangan sebagai peluang bisnis. Bermunculanlah pengelola atau lembaga keuangan yang menawarkan penyimpanan atau pemutaran kembali emas yang kita miliki, di antaranya beberapa bank dengan bendera syariah. Tak ketinggalan juga perusahaan umum yang ber-tagline "Menyelesaikan masalah tanpa masalah", yakni Perum Pegadaian.

Kanwil Perum Pegadaian Bandung melalui Humasnya Sasa Sayuti S.E., M.Si. menyebutkan produk yang berkaitan dengan logam mulia ini masuk dalam kategori KCA atau "Kredit Cepat Aman". Dua jalur yang biasa dilakukan masyarakat adalah dengan menitip atau menggadaikannya. "Mayoritas nasabah perum pegadaian memanfaatkan produk ini," kata Sasa.

Disebut KCA karena disesuaikan dengan tindak atau "eksekusi" transaksi yang dilakukan. Menurut Atnan Budihartono, ahli taksir di Perum Pegadaian, transaksi dengan cara ini benar-benar ekspres. "Setelah ditaksir, nasabah langsung bisa mengambil uangnya di kasir sesuai dengan nilai barang yang ditaksir," kata Atnan.

Atnan mencontohkan, jika seseorang menggadaikan emas seberat 10 gram, pada saat wawancara minggu lalu nilai ditaksir Rp 264.600,00 per gram, yang diperoleh penggadai senilai Rp 2.461.338,00 atau 91 persen dari nilai sesungguhnya. Bunga ditetapkan 1,3 persen dengan hitungan bunga per 15 hari. Besarnya nilai uang yang diterima nasabah tergantung pada nilai barang yang digadaikan. Biasa dibagi dalam empat golongan, yaitu golongan A pinjaman yang berkisar antara Rp 20.000,00 - Rp 150.000,00, golongan B antara Rp 151.000,00 - Rp 500.000,00, golongan C antara Rp 505.000,00 - Rp20.000.000,00, dan golongan D pinjaman di atas Rp 20.000.000,00. Kalau pun tidak membutuhkan uang, hanya ingin sekadar menyimpan benda berharga tersebut, pihak perum menyediakan juga jasa titipan.

Tahun lalu, pegadaian sempat gencar menyosialisasikan investasi dalam bentuk koin emas. Menurut R. Ageung Santiyo W., Asisten Manajer Usaha Lain Perum Pegadaian Bandung, sebagai pengganti koin mulai tahun ini disediakan emas dalam bentuk batangan dengan berat antara 5 hingga 100 gram.

Paham kesulitan masyarakat kelas bawah mengumpulkan uang tunai dalam bentuk besar, maka dipermudah pula cara memperolehnya.

"Cara memilikinya bisa dengan dicicil, per duapuluh persen dari nilainya. Setelah lunas, baru bisa memiliki seutuhnya, juga dengan jaminan sertifikat," kata Ageung. Takut dirampok ? "Ya, bisa diinvestasikan lagi, disimpan di sini," kata Ageung. (Uci Anwar)***

Menabung Dinar, Menabung Koin Emas, Dinar Emas 24

Anonim
Rabu, 16 Desember 2009

Keuntungan Investasi Emas

Keuntungan Investasi Emas , rasanya, hampir tak ada wanita yang tak akrab dengan perhiasan emas. Tetapi, seberapa banyak kaum hawa yang memakai perhiasan emas untuk tujuan investasi ? Banyak, tentu saja. Ketika berinvestasi, wanita menginginkan suatu produk yang ada wujudnya, bisa dipegang dan dapat dilihat. Itu sebabnya pilihan wanita untuk berinvestasi tak jauh bentuknya dari tabungan, deposito, emas, dan properti. Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi karena nilainya cenderung stabil dan naik. Sangat jarang sekali harga emas turun. Dan lagi, emas adalah alat yang dapat digunakan untuk menangkal inflasi yang kerap terjadi setiap tahunnya. Emas tersedia dalam berbagai macam bentuk, mulai dari batangan atau lantakan, koin emas dan emas perhiasan. Disebut emas batangan karena emas ini berbentuk seperti batangan pipih atau batubata, dimana kadar emasnya adalah 22 atau 24 karat, atau apabila dalam persentase adalah 95% dan 99%. Jenis emas ini adalah yang terbaik untuk investasi karena dimana pun dan kapan pun Anda ingin menjualnya, nilainya akan sama. Nilai ini mengikuti standar internasional yang berlaku nilainya pada hari penjualan lagi. Kemudian, yang kedua adalah emas koin, dimana bentuk emas seperti ini adalah salah satu bentuk lain dari emas batangan yang sudah dibentuk menjadi koin emas murni. Nilai dan kadarnya pun sama dengan emas batangan. Yang perlu diketahui adalah bahwa emas koin bagus untuk investasi. Namun sayangnya, sekarang emas koin sudah sulit untuk dijumpai lagi di toko-toko emas. Bagaimana dengan emas perhiasan? Walaupun emas berbentuk perhiasan sangat disukai oleh perempuan, tapi umumnya emas perhiasan kurang baik untuk dijadikan media investasi. Mengapa? Sebab, emas perhiasan membutuhkan jasa pembuatan tertentu untuk bisa memiliki ciri yang khas seperti itu. Itulah sebabnya, emas perhiasan membebankan biaya pembuatan kepada pembelinya. Sehingga, selain Anda membeli emasnya, Anda juga akan membayar ongkos pembuatan. Belum lagi kalau berbicara mengenai modelnya yang sudah tidak up-to-date lagi alias ketinggalan jaman. Pedagang di toko emas pun harus siap menanggung ketidakaslian emasnya dan juga turunnya kadar emas tersebut. Jadi, kalaupun mereka membelinya lagi, mereka harus melebur emas tersebut. Itulah sebabnya, emas perhiasan harganya akan turun ketika kita jual. Emas Untuk Haji Ada satu lagi yang menarik dari investasi emas, khususnya yang berhubungan dengan ibadah haji. Dulu, biaya untuk pergi haji untuk satu orang, memerlukan dana sekitar 9 jutaan. Saat ini, sudah jumlah tersebut sudah mencapai nilai Rp 27 jutaan. Sebagai alternatif, Anda bisa juga mempersiapkan dananya melalui emas. Pada awal tahun 1990-an, untuk pergi haji memerlukan 250-300 gram emas. Sedangkan saat ini, cukup dengan 150 gram emas Anda sudah dapat berangkat ke tanah suci. Kenapa begitu? Karena memang harga emas --batangan dan koin emas khususnya-- terus meningkat dari tahun ke tahun dan tidak kena imbas inflasi. Jadi, buat Anda yang punya keinginan untuk membeli emas jenis apapun, pastikan kembali bahwa Anda mendapatkan sertifikat yang berisikan berat dan kadar dari emas tersebut serta bukti pembelian emasnya. Agar lebih yakinnya, khusus untuk emas batangan dan lantakan, di Jakarta, Anda dapat membelinya langsung pada P.T. Aneka Tambang pada unit pengolahan dan pemurnian logam yang berlokasi di Jl. Pemuda, Jakarta Timur. Ukurannya mulai dari berat 2.5, 5 dan 10 gram. Jadi jangan ragu-ragu untuk berinvestasi dalam bentuk emas. Tapi ingat, emas hanya untuk investasi, bukan spekulasi.
Anonim
Rabu, 09 Desember 2009

Investasi logam mulia makin diminati

Investasi logam mulia makin diminati

Bisnis syariah produk investasi logam mulia Perum Pegadaian semakin diminati masyarakat karena nilainya yang relatif stabil dan tidak mengalami penyusutan.

Humas Perum Pegadaian Kanwil XII Jateng-DIY Ambardhi mengatakan investasi murabahah logam mulia yang diluncurkan sejak November 2008 hingga Agustus 2009 mencatat penjualan mencapai 6.230 gr atau 6,23 kg.

Faktor utama yang mendorong minat investasi ini adalah produknya yang berupa emas lempengan 24 karat dan memiliki sertifikat logam mulia Perum Pegadaian. Dengan kepemilikan sertifikat maka produk mulia dapat dengan mudah dijual kembali atau digadaikan, sedangkan nilainya tidak menyusut dan mengikuti harga emas dunia.

Selain itu, pembelian produk mulia Perum Pegadaian dapat dilakukan baik secara tunai maupun kredit, dengan penyediaan keping/lempengan bervariasi, meliputi 5 gr, 10 gr, 25 gr, 50 gr dan 100 gr, 250 gr dan 1 kg.

"Investasi logam mulia dianggap lebih menguntungkan karena nilai jualnya yang relatif tinggi dibandingkan dengan jenis investasi lainnya, serta harganya yang mengikuti fluktuasi pasar.

Ambardhi menuturkan penjualan produk mulia Perum Pegadaian meliputi 18 outlet di wilayah Jateng-DIY hingga kini masih didominasi keping 10 gr, sedangkan keping 250 gr dan 1kg belum terjual.

Data Perum Pegadaian Kanwil XII Jateng-DIY menunjukkan penjualan produk mulia selama November 2008-Agustus 2009 meliputi lempengan emas 10 gr terjual 129 keping, 5 gr terjual 78 keping, 25 gr terjual 74 keping, 50 gr terjual 28 keping dan 100 gr terjual 13 keping. (tw) Investasi logam mulia makin diminati
Anonim Investasi